Kamis, 03 Mei 2012

Ikhlasku

Aku sering mendengar cerita dari mulut orang sangat kucinta.Cerita-cerita beliau sungguh berarti buatku, cerita-cerita ini yang selalu kutunggu tiap kali waktuku bersama baliau. aku sungguh bersyukur dapat mendengarnya, bagaikan terhipnotis.... aku sungguh sadar bahwa cerita-cerita tersebut secara tidak langsung menjadikan otivasi dalam diriku tumbuh ^^

Mau dengar? Jadi inilah salah satu cerita yang beliau pernah ceritakan, ah bukan saya rasa salah banyak bukan salah satu, maksudnya inti yang diceritakan beliau sama hanya saja berbeda versi (objek) saja :p
Jadi inilah yang paling kuingat:

Ada seorang terpandang di negeri ini, kalau tidak salah beliau adalah seseorang dari kalangan ulama (saya juga lupa nama pembesar tersebut yang diceritakan oleh ibu saya #dasar bawaan pelupa >.<).. beliau tercatat sebagai orang yang taat/berbakti terhadap ibunya (entah kenapa dalam cerita beliau hanya menyebutkan ibu bukan kedua orangtua :p). Hal penting apapun menyangkut pilihan dalam hidupnya selalu didasarkan atas pertsetujuan sang bunda. Nah sampai suatu ketika orang tersebut sedang dihadapkan dalam suatu pilihan yaitu tawaran untuk terjun ke dalam dunia politik atau tidak (#ngeri denger kata politik). Kemudian beliau datang kepada sang bunda dan meminta izin untuk terjun ke dunia politik. Ternyata jawaban dari sang bunda adalah TIDAK, tanpa banyak kata lagi beliau menuruti apa yang menjadi pandangan dari sang bunda. Di suatu hari ketika salah satu media bertanya kepada beliau, kenapa sasat itu beliau tidak bertanya kenapa sang bunda mengatakan tidak?. Inilah jawabnya orang tersebut:
"Saya akan menuruti apa yang dikatakan ibunda, ketika beliau mengatakn YA akan saya kerjakan suatu hal tersebut dan saya meyakini bahwa itulah memang yang harus saya lakukan karena semuanya akan berdasar pada restu/ridho ibunda. Dan ketika beliau katakan TIDAK untuk suatu hal saya akan turuti kehendak beliau tanpa bertanya alsannya mengapa beliau berkata tidak, karena saya merasa hal tersebut adalah buruk bagi saya dan ketika saya tetap mengerjakannya itu akan berdampak pada tidak adanya restu dari beliau dan pekrjaan yang saya lakukan akan sia-sia tanpa restu beliau".
Sungguh cerita luar biasa bagiku.. dan sekarang walaupun ini baru pertama kali kulakukan kuharap ridho dari ibu akan memberikan kelancaran dalam apa yang akan kulakukan. Ini bukan kali pertama aku dihadapkan dalam sebuah pilihan dalam hidupku. Dan aku tidak mau lagi salah, ah! bukan salah.. hanya kurang mempersiapkan dengan matang apa yang harusnya kupilih.. :)
yaa. setidaknya aku hanya ingin menjadi pengikut beliau yang ada dalam cerita di atas untuk  mendapat ridho ibu dengan pilihan beliau untukku tanpa aku harus bertanya sesungguhnya kenapa ibu memilihkan hal tersebut untukku.

Dengan perasaan yang optimis aku ucapkan " Bismillahirrohmaanirrohiim ".
Ibu.... Insya Alloh akan kujalankan pilihanmu. Berharap dengan ini, apa yang aku lakukan akan senantiasa berada dalam ridhomu dan semua berjalan dengan lancar. Ridho ibu sudah dikantong, yang berarti ridho Alloh juga selalu menyertai :)
seprti cuplikan ayat al-Qur'an ini: " Ridholloh bi ridhol waa lidaiin ".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar